Memasuki Pemilu 2024,
para calon presiden dan wakil presiden melakukan berbagai cara untuk mendapatkan
suara masyarakat, salah satunya yaitu dialog terbuka. Muhammadiyah menggelar
dialog terbuka yang berlangsung selama 3 hari di beberapa kampus. Acara ini
mengundang 3 pasang Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024.
Pada hari Rabu tanggal 22
November 2023, Universitas Muhammadiyah Surakarta menggelar dialog terbuka di
Edutorium mereka. Pada hari pertama, Universitas Muhammadiyah Surakarta
menghadirkan Calon Presiden H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. dan Wakil Presiden Dr. (H.C.) H. A. Muhaimin
Iskandar. Tak hanya itu, mereka juga mendatangkan para panelis yang akan
mengajukan pertanyaan untuk pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.
Dalam pembukaannya, Prof.
Dr. H. Haedar Nashir, M. Si. selaku Ketua Umum Muhammadiyah menyampaikan,
“Maka, semua calon presiden dan wakil presiden lewat Muhammadiyah itu kita ajak
untuk mendiskusikan secara serius persoalan bangsa dan Indonesia kedepan, agar
mereka betul - betul fondasinya kokoh penghikmatannya luar biasa dan jiwa
kewarganegaraanya teruji.”
Beliau juga berharap
dengan dialog terbuka ini juga dapat memberi para audiens ruang untuk tidak
asal memilih tanpa kesadaran literasi politik yang cerdas.
Setelah disambut oleh
Ketua Umum Muhammadiyah, Calon Presiden diberikan waktu 30 menit untuk
memaparkan program kerjanya di depan audiens.
“Kita ingin menjaga
Indonesia utuh, Indonesia tetap satu dan bangsa ini utuh, bukan dengan menekan
dan memberi rasa takut. Persatuan yang sesungguhnya itu ditopang dengan
hadirnya rasa keadilan, disitu maka muncul rasa persatuan.” ucap Anies dalam
pidatonya.
Beliau memiliki program kebijakan
yang bertujuan penyetaraan dalam segala aspek. Dalam bidang pendidikan, Anies
berupaya dalam mengubah sistem penerimaan siswa baru yang dianggap belum
menjunjung nilai kesetaraan, mengingat jumlah Sekolah Dasar masih lebih banyak
dengan Sekolah Menengah.
Dalam sektor ekonomi.
pertumbuhan ekonomi kita masih berorientasi kepada pertumbuhan, bukan
pemerataan. Sehingga, beliau menganggap ekonomi kita tumbuh,namun tidak
dirasakan secara merata oleh masyarakat kita. Beliau mengambil umpama seperti
kue yang mengembang besar, namun potongannya tidak merata.
IKOMERS mau tahu gimana
kelanjutan diskusi terbuka Capres dan Cawapres? Ikutin terus update terbaru
dari kita ya! (RIM)